Air Kolam Renang Bisa Merusak Gigi


Berenang di kolam renang yang mengandung klorin tidak hanya meningkatkan resiko terkena asma  dan alergi. Baru-baru ini peneliti menemukan air kolam renang yang mengandung klorin  juga bisa menyebabkan kerusakan gigi.

Penggunaan desinfektan seperti klorin bisa berfungsi untuk mematikan berbagai bakteri patogen yang berada di dalam air. Tetapi senyawa itu jika bercampur dengan bahan organik lain seperti urine dan keringat, maka klorin bisa melepaskan produk campuran yang dapat mengiritasi mata, kulit dan saluran udara atas.

Temuan baru yang diteliti oleh Dr. leila Jahangiri dari New York University College of Dentistry’s Departement of Prosthodontics, menemukan bahwa tingkat klorin dan batas pH yang tinggi bisa mempengaruhi terjadinya pengikisan yang cepat dan permanen dan enamel (lapisan luar) gigi seseorang.


Kasus yang ditemukan Dr. Leila ini terjadi pada pria usia 52 tahun yang mengalami masalah gigi sangat sensitif, gigi menguning dan berwarna makin gelap karena kehilangan enamel yang cepat selama 5 bulan. 

Kehilangan enamel gigi memang bisa dipicu oleh penyakit medis seperti bulimia atau refluks asam, namun pada pria baya tersebut pemicunya adalah kegiatan renang setiap hari yang dilakukannya selama 90 menit.
Selain masalah gigi yang sangat sensitif karena enamel giginya terkikis, pria itu juga mengalami masalah gangguan kulit. Setelah melakukan pemeriksaan terus-menerus akhirnya diketahui tingkat keasaman kolam renang menjadi pemicu kerusakan gigi pria tersebut.

Penemuan kasus ini, menurut Dr. Leila bukan berati orang tidak boleh berenang tetapi harus menjadi perhatian khusus pengelola atau pemilik kolam renang untuk memantau rutin penggunaan klorin dalam batas yang aman dan tingkat pH air kolam yang seimbang.

“Saya tidak ingin memberikan peringatan untuk berenang, tapi perlu ada kesadaran dan pencegahan dari pengelola kolam renang agar masyarakat tidak panik,” kata Dr. Leila seperti dilansir dari healthzone.ca.
Menurut Dr. Leila, kolam renang harus memiliki kadar pH netral antara 7,2 sampai 7,8. Sedangkan pemakaian klorin yang harus digunakan agar tidak menjadi polutan menurut American Chemestry Council antara 2,0 sampai 4,0 ppm (parts per milion) dan tidak perlu dibawah 1,0 ppm.

“pH seimbang dalam kolam renang sangat mudah hilang, dan memang pemeliharaan kolam renang itu tidak semudah yang orang pikirkan, tetapi tetap pemeliharaan  menjadi unsur  yang sangat penting untuk menjaganya,” kata Dr. Leila.

Ia mengingatkan agar orang tua waspada jika anak-anaknya mengeluhkan kulit panas, kulit sakit, mata perih atau giginya terasa sangat bersih setelah berenang. Dua dari keluhan yang dialami sudah menunjukan klorin dan pH dalam kolam renang itu terlalu tinggi.

Jika iritasi mata dapat dikurangi dengan memakai kaca mata renang, maka keluhan gigi sensitif dan warna rusak akibat air kolam renang harus dilakukan oleh dokter gigi dengan melakukan veneers (melapisi) gigi dengan porselen.

Hal penting yang harus diperhatikan dalam menjaga kolam renang adalah mempertahankan nilai pH dengan benar, melakukan pembersihan atau filter secara rutin, memastikan sirkulasi air tetap berjalan serta menjaga nilai ambang batas dari klorin dan bahan organik lain.

Mencegah Tertular Penyakit dari Kolam Renang :

1.       Membilas diri dengan air dan sabun antiseptik sebelum dan sesudah berenang.
2.       Jangan berenang jika mengalami diare atau infeksi saluran pencernaan beberapa hari sebelumnya.
3.       Menggunakan baju renang yang ketat menempel di tubuh, jangan yang longgar.
4.       Usahakan untuk selalu buang air kecil di toilet.
5.       Biasakan cuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun.

No comments:

Post a Comment